Kamis, 02 September 2010

Menggapai Kasih Sayang Allah

Betapa indah dan mulianya hidup kita bila memiliki hati yang tidak punya ruang untuk membenci dan menyakiti orang lain. Yang ada hanya ruang senyuman dan cinta kasih yang tidak pernah kering, senantiasa berlimpah mengalir untuk sesama. Senyuman dan cinta kasih menyegarkan jiwa siapapun yang mendapatkannya. Alangkah indahnya hidup ini bila kita menjadi sumber mata air yang melimpahkan senyuman dan cinta kasih.

Setiap orang selalu ingin tampil cantik atau tampan. Sesederhana apapun kita selalu berusaha tampil indah mempesona, sedap dipandang mata. Namun kecantikan dan ketampanan tidaklah kekal dan abadi. Seiring waktu tubuh kita melemah dan tidak menawan lagi. Hanya kecantikan batinlah yang bisa menjadi abadi. Itulah kecantikan hati.

Kecantikan Hati bisa menjadi milik siapapun. Tidak peduli semenarik apapun dirinya dan sesederhana apapun penampilannya. Bila ada orang yang memiliki hati yang indah akan memancarkan pada wajah, perilaku dan tutur katanya, banyak sekali teman-teman yang datang untuk menghampiri dirinya, sekedar untuk singgah dan mendapatkan kesejukan jiwa. Semua menjadi terasa indah dipandang karena kekuatan keindahannya ada di dalam diri yang memancar keluar. Pancaran keindahan hati yang banyak dicari karena bersumber dari Kasih Sayang Allah.

Apabila bibir kita tersenyum, mampukah hati kita juga tersenyum? Disaat tangan memberi, apakah hati kita dengan tulus untuk berbagi? Jadikanlah hati kita memancarkan keindahan yang melimpahkan senyuman dan kasih sayang bagi sesama, sebab hanya dengan melimpahnya kasih sayang bagi sesama kita bisa menggapai kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala.[heru cahyono]
4 komentar

Selasa, 31 Agustus 2010

Ramadhan Perekat Silaturahmi

Seperti biasanya di bulan suci Ramadhan kita seringkali mendapat undangan untuk berbuka puasa bersama. Momen buka puasa bersama hanya ada dibulan suci Ramadhan sebagai agenda perekat silaturrahmi antar keluarga, tetangga, sanak family atau teman sekantor. Bila dalam keseharian kita sibuk mengejar materi melupakan ikatan sosial, Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk perekat silaturahmi kita.

Kebersamaan tidak selalu dalam bentuk melakukan aktifitas bersama-sama namun kebersamaan kita menemukan jalinan kehangatan hati dalam rupa persamaan. Pada bulan Ramadhan ini kita bisa bertegur sapa dengan tetangga sebelah rumah ketika sama-sama hendak pergi berangkat sholat tarawih. Bahkan bila ada tetangga yang malas sholat berjamaah di masjid, kita tidak sungkan untuk mengajaknya karena memang bulan Ramadhan momen yang tepat untuk mengajak dalam kebaikan dan keikhlasan dalam berbagi akan makin mempererat silaturahmi kita serta menghapus dosa-dosa kita. Sebagaimana Sabda Rasulullah.

'Tidaklah dua orang Muslim bertemu lalu bersalaman, melainkan dosa keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah.' (HR. Abu Dawud).

Teman yang berbahagia, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai perekat silaturahmi kita sebagai sama-sama hamba Allah yang mensyukuri berkah Ramadhan sehingga memunculkan perasaan tenang dan nyaman pada diri kita juga pada diri orang lain sehingga kita bisa menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini dengan khusyuk dan nyaman untuk menggapai ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Amin
1 komentar

Rabu, 18 Agustus 2010

Filosofi Hidup: Menulis Diatas Pasir

Sebuah filosofi hidup: menulis diatas pasir itu mudah. Tinggal ambil ranting kemudian buatlah sebuah tulisan. Anda bisa menulis sesuatu yang indah. Bahkan bukan hanya tulisan, istana pasir pun bisa dibuat dengan mudah.

Tahukah Anda, ada sesuatu dibalik kemudahan itu. Menulis diatas pasir memang mudah, tetapi mudah juga terhapus. Sapuan ombak lain, langsung menghapus tulisan indah yang sudah dibuat. Bahkan angin pun bisa menghapusnya.

Apa hikmahnya filosofi hidup ini?




Usaha dan hasil selalu berbanding lurus. Kita tidak bisa bermimpi untuk mendapatkan hasil yang bagus atau hebat tetapi dengan cara yang mudah. Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, tentu diperlukan usaha yang lebih besar.

Untuk memilih profesi, mana yang Anda pilih yang sulit atau yang mudah? Semakin sulit sebuah profesi, imbalannya yang semakin besar. Jika Anda berharap mendapatkan profesi mudah dengan penghasilan besar, mungkin Anda hanya mimpi. Jika ada, artinya Anda hanya “diberi” bukan imbalan. Namun siapa yang mau memberi? Mungkin orang tua Anda atau sudara Anda. Tapi seberapa banyak orang yang seberuntung itu?

Stop. Hentikan mengandai-ngandai diri menjadi anak dari seorang billionaire. Lupakan saja, sebab ada hal penting yang perlu kita lakukan. Jika Anda ingin mendapatkan imbalan besar, maka langkah pertamanya ialah dengan berusaha memantaskan diri untuk menerima imbalan besar. Baik dalam dunia karir maupun bisnis, keduanya sama.

Ada yang berkata, “Saya memiliki pekerjaan sulit dan berat tetapi saya menerima gaji yang kecil. Apakah berlaku imbalan sebanding dengan usaha pada diri saya?”

Tetap berlaku, sebab orang tersebut memang pantasnya mendapatkan gaji sebesar yang dia terima. Serius. Jika dia memang pantas mendapatkan gaji yang besar, maka perusahaan akan menaikan gajinya atau dia akan direkrut oleh perusahaan lain yang akan membayarnya lebih besar. Kenapa tidak? Karena dia memang belum pantas. Dia harus memantaskan diri untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar. Jika perusahaannya tidak benar, memangnya di dunia ini hanya ada satu?

“Tapi, sulit nyari kerja lagi.”

Nah.. itu dia. Jelaslah dia memang belum pantas. Dia mengatakan sulit.

Jadi, jangan hanya memilih yang mudah-mudah saja. Kita juga perlu mempertimbangkan imbalannya. Jika ingin imbalan yang lebih besar, maka pantaskan diri untuk menerimanya. Pasir pantai hanya pantas menjadi alat tulis sementara. Jika tulisan Anda ingin lebih tahan lama, tulislah diatas batu karang. Memang sulit, tetapi hasilnya jauh lebih lama.

Belajar dan pengembangan diri memang sulit, perlu waktu, investasi, dan pengorbanan. Tapi hasilnya akan sangat berarti. Mudah-mudahan filosofi hidup ini memberikan hikmah kepada kita.[heru cahyono]
0 komentar

Bila Shaum Menjadi Benteng Individu Kita, Dimana Khilafah yang Menjadi Benteng Umat ?

Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda: "Shaum itu adalah benteng (junnah). Maka, orang yang sedang shaum hendaknya tidak berkata jorok dan tidak bertindak bodoh. Apabila ada pihak yang memeranginya atau mengejeknya, maka katakanlah kepadanya 'Aku sedang berpuasa!' (beliau mengulanginya dua kali)" (HR. Bukhari, Muslim). Ada hal amat menarik dalam hadits ini. Shaum disebut sebagai junnah atau benteng. Junnah artinya penjaga (wiqoyah) dan penutup (satrah) dari terjerumusnya seseorang kedalam kemaksiatan yang menyebabkan pelakunya masuk neraka. Juga, junnah bermakna penjaga dari neraka karena menahan syahwat (al-Jami' ash-Shahih al-Mukhtashar, Juz II, hal. 670).

Hal ini menegaskan bahwa shaum (puasa) merupakan benteng yang sifatnya individual. Shaum menjadi penawar terhadap nafsu dan syahwat pribadi dan berujung pada penjagaan kemaksiatan secara individual. Perkara tersebut menjadi lebih jelas ketika kita memperhatikan penuturan Abdullah bin Mas'ud. Dahulu kala, beliau berjalan bersama dengan Rasulullah SAW. Pada saat berjalan bersama-sama itu, Nabi bersabda: "Barangsiapa yang sudah mampu, hendaklah dia kawin (menikah) karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak sanggup (menikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng (wijaun) baginya" (HR. Bukhari). Hadits ini mengisyaratkan puasa sebagai benteng 'nafsu dan syahwat individual'. Karenanya, dapat dipahami bahwa shaum memang merupakan benteng individual.

Bila shaum merupakan benteng individual maka hal-hal yang merusak masyarakat, tentu, tidak dapat dicegah dan dijaga oleh semata-mata shaum. Namanya juga individual hanya akan dapat menuntaskan perkara yang sifatnya juga individual. Karenanya dapat dipahami mengapa kristenisasi masih terjadi, aliran sesat terus dibiarkan, peredaran video mesum tak terbendung, harta kekayaan rakyat terus digasak pejabat dan dijual kepada asing, korupsi para pejabat tambah menggila, stigma Islam dengan terorisme tak berhenti, pemutar balikan Islam ala liberal makin dilegalisasi. Adalah kurang relevan bila untuk melindungi umat dari semua itu sekedar mengandalkan shaum yang sifatnya individual.

Islam memang agama paripurna. Allah SWT bukan hanya mensyariatkan shaum sebagai benteng individual, melainkan juga mensyariatkan kepemimpinan umat (imamah, khilafah) sebagai benteng masyarakat secara keseluruhan. Berkaitan dengan masalah ini, Junjungan kita Muhammad SAW bersabda: "Dan sesungguhnya imam adalah laksana benteng (junnah), dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari berbagai kitab hadits maupun syarahnya dapat dipahami bahwa istilah imam maksudnya sama dengan khilafah. Menurut Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhariy, imam disini maknanya pemerintah tertinggi yang mengurusi urusan umat. Dengan menjadi benteng, imam mencegah musuh menyakiti kaum Muslim dan mencegah masyarakat saling menyakiti satu sama lain (al-Jami' ash-Shahih al-Mukhtashar, Juz III, hal. 1080). Sementara itu, meminjam penjelasan Imam as-Suyuthi, imam sebagai benteng berarti imam sebagai pelindung sehingga dapat mencegah musuh menyakiti kaum Muslim dan mencegah masyarakat saling menyakiti satu sama lain. Juga, memelihara kekayaan Islam. Kaum Muslim bersama dengan imam tersebut memerangi kaum kafir, pembangkang dan penentang kekuasaan Islam, dan semua pelaku kerusakan. Imam melindungi umat dari seluruh keburukan musuh, pelaku kerusakan, dan kezhaliman (ad-Dibaj Syarhu Shahih Muslim bin al-Hujaj, Juz IV, hal. 454; Syarh an-Nawawi 'ala Muslim, Juz XII, hal. 230).

Kenyataan bahwa imam/khalifah sebagai benteng kaum Muslim ini dicatat dengan baik dalam sejarah Islam. Sekedar contoh, ketika Islam diterapkan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (rh), pendapatan Negara surplus hingga tak ada seorang pun yang berhak mendapatkan zakat. Rakyat betul-betul tersejahterakan. Dulu pernah ada tentara Romawi melecehkan perempuan dengan menarik jilbabnya, segeralah Khalifah Mu'tashim mengerahkan pasukan untuk melindungi keamanan dan kehormatan perempuan itu. Berbeda dengan itu, perempuan Islam sekarang nyawanya saja tidak dihargai. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penjajahan AS di Afghanistan telah membunuh 2 juta perempuan muslimah, sementara sebanyak 744.000 perempuan Muslim di Irak tewas. Saat Islam diterapkan, kehormatan perempuan dijaga dengan sebaik-baiknya.

Nyatalah, kita perlu dua benteng. Shaum sebagai benteng individual, dan yang tak kalah pentingnya adalah khalifah sebagai benteng umat Islam secara keseluruhan. Karenanya, benteng individual yang diraih pada bulan Ramadhan selayaknya dijadikan modal untuk mewujudkan kekhilafahan sebagai benteng umat Islam dalam kehidupan. Insya Allah.[heru cahyono]
1 komentar

Rintihan Ibu Tak Tergantikan

Ada seorang pemuda menemui Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasul, ayah saya kini telah tiada, sedangkan ibu saya sudah tua. Kalau makan, saya haluskan dulu makanannya kemudian saya letakkan makanan itu ke dalam mulutnya, tak ubahnya anak kecil. Saya letakkan beliau dalam ayunan kain seperti bayi dan setelah itu saya mengayunnya sampai tertidur.'
Mendengar penuturan Rasulullah meneteskan air mata seraya mengatakan, 'Wahai anak muda, engkau telah mendapatkan keberhasilan yang sangat layak karena engkau memohon kepada Alloh dengan hati yang bersih dan niat yang tulus dan Alloh telah mengabulkan doamu.'

Anak muda itu bertanya, 'Wahai Nabi, apakah saya sudah dapat menggantikan jerih payah ibu saya?'

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam Bersabda, 'engkau takkan pernah bisa menggantikan semua jerih payahnya bahkan satu rintihan di antara rintihan-rintihannya pada saat melahirkan. Didunia ini tidak ada yang bisa bekerja keras yang melebihi dari yang dilakukan oleh seorang ibu.' (HR. Muslim).

Teman yang berbahagia, Itulah sebabnya menghormati ibu adalah sebuah keharusan. Rintihan ibu ketika melahirkan diri kita, rintihan ibu di kala malam tiba dan bermunajat untuk anaknya akan selalu didengarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesuksesan seorang anak berarti munajat yang didipanjatkan ibu. Mari kita muliakan Ibu yang setiap rintihannya tak akan pernah kita sanggup untuk menggantikannya.
0 komentar

Selasa, 10 Agustus 2010

"Juara" Hikmah Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan. Tak terasa besuk pagi kita semua umat islam yang ada di Indonesia dan Belahan dunia akan melaksanakan Ibadah Puasa yang bertepatan pada Tanggal 11 Agustus 2010 M atau bertepatan pada tanggal 1 Ramadhan 1431 H, saya sangat bersyukur bahwa hari itu juga bertepatan pada hari Lahir saya yaitu 11 Agustus 1990 dan sebelumnya saya pulang dari Jakarta dalam rangka mengambil hadiah Juara Pertama dari lomba Blog Dakwah Pelajar Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Panitia Muktamar ke 17 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Maka, sudah semestinya, sebagai seorang Muslim – sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad Saw--– kita menyambutnya dengan suka cita dengan keimanan penuh. Kita tidak akan melaksanakan sesuatu dengan baik, kecuali jika kita mempersiapkan diri dengan baik pula. Begitupun dalam menyambut bulan Ramadhan. Rasulullah dan para shahabat sangat bersemangat tiap kali menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka dengan sangat serius mempersiapkan diri agar bisa memasuki bulan Ramadhan dan melakukan segala amalan di dalamnya dengan penuh keimanan, keikhlasan, semangat dan kesungguhan. Maka, jelas sekali keberhasilan kita dalam menjalani seluruh amal shaleh pada bulan Ramadhan dan akhirnya dapat meraih seluruh kebaikan bulan Ramadhan, sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kita mempersiapkan diri.

Persiapan paling penting yang harus kita lakukan adalah persiapan mental dan ilmu. Mempersiapkan mental artinya menyiapkan jiwa kita dengan cara membangkitkan suasana keimanan dan spirit, atau semangat ketakwaan pada diri kita. Cara yang paling manjur adalah dengan memperbanyak ibadah, khususnya puasa sunnah sebagaimanya dicontohnya oleh Rasulullah, dengan memperbanyak puasa Sya'ban, bahkan menyambungnya hingga bulan Ramadhan.



Mari Sambut Ramadhan

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Mari kita gunakan waktu yang bersisa di bulan Sya’ban ini untuk betul-betul menyiapkan diri memasuki bulan Ramadhan. Ajaklah diri, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita guna menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Perbanyak puasa sunnah, baca al Qur’an dan telaah kandungannya, perbanyak sedekah dan amal shaleh lainnya, termasuk bergiat melakukan shalat tahajjud. Agar kita nanti mampu menjalani Ramadhan dengan penuh makna, maka hendaknya kita pun sejak sekarang menyiapkan diri melakukan amal kebaikan yang akan kita lakukan selama bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan. Bulan Ramadhan adalah bulan murâqabah. Ramadhan juga adalah bulan pengorbanan di jalan Allah. Di dalamnya setiap muslim dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar dan dahaga demi meraih derajat taqwa. Taqwa adalah puncak hikmah dari ibadah shaum pada bulan Ramadhan. Perwujudan taqwa secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun perwujudan taqwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Puasa Ramadhan tentu kurang bermakna, jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara kaffah dalam kehidupan, karena justru itulah sesungguhnya wujud ketaqwaan yang hakiki.

Terakhir, marilah kita simak dan renungkan kembali penggal pesan-pesan Rasulullah yang disampaikan di penghujung bulan Sya’ban, sesaat sebelum memasuki bulan Ramadhan:

Wahai manusia, kalian telah dinaungi bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasa pada bulan itu sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sebagai sunnah. Siapa saja yang ber-taqarrub di dalamnya dengan sebuah kebajikan, ia seperti melaksanakan kewajiban pada bulan yang lain. Siapa saja yang melaksanakan satu kewajiban di dalamnya, ia seperti melaksanakan 70 kewajiban pada bulan lainnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan sabar; sabar pahalanya adalah surga. Ia juga bulan pelipur lara dan ditambahnya rezeki seorang mukmin. Siapa saja yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, ia akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan lehernya dari api neraka. Ia akan mendapatkan pahala orang itu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Para Sahabat berkata, "Kami tidak memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa puasa?" Rasulullah saw. menjawab:

Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berbuka berpuasa meski dia hanya memberi sebutir kurma, seteguk air minum atau setelapak susu.

Ramadhan adalah bulan yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan hamba sahayanya, Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada dalam Ramadhan empat perkara, dua perkara yang Tuhan ridhai dan dua perkara yang kalian butuhkan. Dua perkara yang Tuhan ridhai adalah kesaksian Lâ ilâha illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh dan permohonan ampunan kalian kepada-Nya. Adapun dua perkara yang kalian butuhkan adalah: kalian meminta kepada Allah surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahih Ibn Khuzaimah dan al-Baihaqi di dalam Syu'âb al-Imân).


2 komentar

Jumat, 06 Agustus 2010

IPM : Turunkan Masa Carnival

Klaten. Semarak Dirgahayu Republik Indonesia ke-46 dan hari jadi Klaten yang ke 206 dilaksanakan kemaren Sabtu, 31 Juli 2010 dengan acara Carnival. Acara ini dilaksanakan sejak pukul 13.00 Siang hingga 16.30 WIB, start di Mulai dari Gor Gelar Sena hingga depan rumah Dinas Bupati Klaten. 

Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten adalah salah satu peserta carnival yang mendapatkan nomor urut 48 juga ikut berperan dalam semarak carnival ini. Sejumlah kurang lebih dari 300 masa IPM se-Klaten dari Pimpinan Ranting, Cabang dan Daerah Turun ke Jalan dengan membawa bendera kebanggaan IPM dan dikibarkan sepanjang jalan dengan berjalan kaki.

Tidak hanya IPM saja yang mengikuti acara ini. Beberapa ortom Muhammadiyah juga turut menyemarakkan acara ini, yaitu Tapak Suci Putra Muhammadiyah Se-Kabupaten Klaten, dan HW  yang menggunakan atribut dan bendera yang mengidentitaskan ortomnya masing-masing.

Selamat Dirgahayu RI Ke-56 dan Hari Jadi Kota Klaten ke 206.
0 komentar

Selasa, 20 Juli 2010

Rayakan Milad IPM ke-49 dengan Lomba Masak

Klaten. Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten akan menyelenggarakan perayaan Milad IPM yang ke-49 dengan acara Refleksi perjalanan IPM dan lomba masak yang di dukung oleh Bidang ASKO.

Perayaan Milad yang di selenggarakan di SD Negeri 1 Majegan Klaten ini mengundang beberapa IPMawan dan IPMawati dari Pimpinan Ranting dan Pimpinan Cabang serta dari temen-temen komunitas Sekolah Kader PD IPM Klaten. Dan tak lupa para alumni IPM Klaten juga di undang dalam acara ini.

Harapan dari semua panitia yang menyelenggarakan acara ini adalah untuk merefleksi perjalanan IPM dari sejak jamannya pertama lahir hingga sekarang. Dalam hal pengakraban dan pemantaban serta mempererat tali persaudaraan antar pengurus dan anggota IPM Se-Klaten.

Semoga dengan adanya peringatan ini IPM Kabupaten Klaten semakin jaya dan tetap eksis dalam menjalankan amanah yang di emban selama periode 2009-2011. Salam dari Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten.

IPM Jaya......!!!!
IPM Jaya......!!!!
0 komentar

Jumat, 16 Juli 2010

IPM Utamakan Terbentuknya Pelajar Kreatif

Bantul – Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi di IPM, disinilah aspirasi dari seluruh wilayah akan dapat disampaikan terkait arah gerakan ikatan. Demikian yang disampaikan Dwi Arya Kusuma selaku ketua organisasi Pimpinan Pusat IPM dalam Jumpa Pers yang di adakan hari ini di balai desa Bantul Warung.
Menurut penjelasan Ipmawan Dwi Arya, muktamar IPM kali ini juga akan membacakan keputusan yang telah ditetapkan Konferensi Pimpinan Wilayah IPM di Mataram desember 2009 lalu, tentang arah gerak IPM yang mengutamakan terbentuknya pelajar kreatif. “Muktamar kali ini akan membacakan keputusan yang telah ditetapkan di Muktamar Mataram tahun 2009, dengan arah gerakan yang mengutamakan terbentuknya pelajar Kreatif serta diharapkan dapat mempertebal kepedulian IPM pada pelajar” ujarnya.
Dalam Jumpa Pers hari Jumat 2 Juli 2010, hadir pula Ipmawan Dedet Putra Hendriko selaku sekretaris Panitia Pemilihan Pusat PP IPM yang menjelaskan kerja panlih yang telah menyeleksi calon ketua umum dan formatur sejak bulan maret lalu. “Tim Panlih sudah sejak bulan Maret yang lalu menyeleksi orang-orang yang ingin masuk ke Pimpinan Pusat IPM” jelasnya.
Sampai saat ini Panlihpus belum bisa menyampaikan siapa saja calon-calon yang akan dipilih di muktamar, karena akan ditetapkan di Konferensi Pimpinan Wilayah yang dilaksanakan Jum’at 2 Juli 2010 di aula Pemda Bantul. “Keputusan pencalonan akan ditetapkan di konpiwil pra muktamar ini” terangnya. (Tim Media Center IPM)
0 komentar

Resepsi Muktamar, Pembuktian Eksistensi Seni Muhammadiyah

Yogyakarta - Dalam rangka Muktamar Muhammadiyah yang ke-46,Pimpinam Pusat Muhammadiyah mengadakan acara tasyakuran (3/7) yang bertempat di Stadion Mandala krida. Acara yang bertujuan membuktikan eksistensi seni dan kebudayaan islam Muhammadiyah ini diawali oleh penampilan dari TK Bustanul Athfal ( TK ABA ) se DIY, dengan 1000 personil yang menampilkan senam payung.

Acara beranjak pada sambutan-sambutan. Heri Zudianto selaku walikota sekaligus ketua panitia Muktamar Muhammadiyah meminta maaf kepada peserta apabila ada ketidak nyamanan yang dirasakan oleh peserta. Selanjutnya sambutan disampaikan oleh H.Agung Danarto,MA, beliau menyampaikan bahwa Muhammmadiya telah memiliki banyak amal usaha, seperti; sekolah. Rumah sakit. Panti asuhan, dll.
“Maka Muhammadiyah dituntut untuk merevitalisasi gerakannya,”tutur H. Agung Danarto.
Sambutan yang terakhir datang dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin. Beliau menjelaskan, Muhammadiyah telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menampilkan kesenian yang sesuai dengan kearifan lokal. “Dengan acara ini membuktikan bahwa Muhammadiyah juga mengembangkan seni budaya,” tutur Ketua PP Muhammadiyah asal NTB tersebut.
Salah satu bagian acara yang mengesankan pada malam itu adalah pembacaan puisi dari sastrawan kondang, Taufik Ismail. Sastrawan yang tumbuh dari Muhammadiyah itu membawakan puisi berjudul “Renungan 100 tahun rasa syukur dan doa bersama”.
Selanjutnya, acara menampilkan seni tari lintas nusantara yang dikoreograferi oleh Didik Nini Thowok. Dalam tari berdurasi 25 menit tersebut menampilkan seperti tari zapin (Sumatera), tari sajojo (Papua), Rodat Sari (DIY), tari perisai ( Kalimantan), dan tari ja’i (NTT). penampilan tari ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah juga mendukung untuk mengembangkan bidang seni dan budaya.
Penampilan lain yang memukau penonton adalah yaitu Kanjeng bersama MH Ainun Najib dan Novia Kolopaking yang mempersembahkan medley nusantara. Kiai kanjeng juga berkolaborasi dengan Muhammadiyah symponi orchestra serta SD dan SMP se-Yogyakarta dengan arahan konductor Dwiky Darmawan.
Selain itu ada pula penampilan Muhammadiyah Symfoni Orchestra bersama Nufi, Ita Purnamasari, dan Rafli.
Acara puncak yaitu kolaborasi musik dan tari kolosal dengan teknologi cahaya sky tracer dengan judul “Gerak melintas zaman”. Tari ini merupakan tarian model pertama di Indonesia. Koreografer dalam tari ini adalah Didik Nini Thowok, didampingi Satrio Handiono dan Agung Tri Yulianto.
Acara ini di tutup dengan pertunjukkan kembang api yang sangat luar biasa, di iringi dengan lagu tema muktamar “Ke jogja kita kembali”. Para penonton bersorak, mereka sangat antusias mengikuti acara ini.
0 komentar

KELUHAN DAN PUJIAN MEWARNAI LPJ PP IPM

Bantul (5/7) – Gedung Dakwah Muhammadiyah, keluhan dan pujian terlontar dari para muktamirin dalam menanggapi LPJ dari PP IPM yang telah dibacakan pada 4 Juli 2010.

Seorang IPMawan dari PW IPM Nangro Aceh Darussalam menggungkapkan harapannya supaya sistem kerja di PP IPM dapat ditingkatkan ditahun mendatang. PW IPM Lampung mengungkapkan keluhannya terhadap sistem kerja PP IPM, dia mempertanyakan prihal diubahnya IPM menjadi IRM dan kembali lagi menjadi IPM. Namun, beberapa peserta sedikit kecewa karena pertanyaan yang mereka ajukan tidak mendapat tanggapan dari PP IPM.
Sedangkan, PW IPM Banten merasa cukup puas dengan hasil kerja PP IPM, walaupun tetap memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun. Sejalan dengan PW IPM Banten, perwakilan PW IPM Jawa Barat pun puas dengan sistem kerja PP IPM.
Perwakilan dari PW IPM Jateng lebih banyak memberi kritikan mengenai sistem kerja PP IPM yang menurut mereka belum dirasakan hasilnya.“Pimpinan pusat itu harus bisa menjadi suri teladan untuk pimpinan yang ada dibawahnya, seperti PD (Pimpinan Daerah), PC (Pimpinan Cabang), dan PR (Pimpinan Ranting), dan menjalankan program kerja yang telah dirancang sesuai yang telah direncanakan,” ungkapnya.
Sejalan dengan PW IPM Jawa Tengah, PW IPM Jawa Timur juga memberikan kritik mereka atas kinerja kerja PP IPM.. “Kami dari PW IPM Jatim belum mendapat SK (Surat Keterangan), sehingga kami belum bisa merasakan hasil kerja PP IPM dengan maksinmal,” papar Afif Affandy selaku ketua PW IPM Jatim.
PW IPM Kalimantan Selatan yamg diwakili oleh seorang IPMawati mengungkapkan bahwa mereka merasa masih dianak tikrikan oleh PP IPM.. Sedangkan perwakilan dari Bali, Riau, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan juga merasa tidak puas dengan hasil kerja PP IPM. Bahkan, seorang IPMawan dari PW IPM Sulawesi Selatan mendobrak ketidakpuasannya melalui pidato panjang, hingga Latif Ajron selaku pimpinan sidang memintanya untuk berhenti.

1 komentar
 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks