Selasa, 10 Agustus 2010

"Juara" Hikmah Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan. Tak terasa besuk pagi kita semua umat islam yang ada di Indonesia dan Belahan dunia akan melaksanakan Ibadah Puasa yang bertepatan pada Tanggal 11 Agustus 2010 M atau bertepatan pada tanggal 1 Ramadhan 1431 H, saya sangat bersyukur bahwa hari itu juga bertepatan pada hari Lahir saya yaitu 11 Agustus 1990 dan sebelumnya saya pulang dari Jakarta dalam rangka mengambil hadiah Juara Pertama dari lomba Blog Dakwah Pelajar Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Panitia Muktamar ke 17 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Maka, sudah semestinya, sebagai seorang Muslim – sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad Saw--– kita menyambutnya dengan suka cita dengan keimanan penuh. Kita tidak akan melaksanakan sesuatu dengan baik, kecuali jika kita mempersiapkan diri dengan baik pula. Begitupun dalam menyambut bulan Ramadhan. Rasulullah dan para shahabat sangat bersemangat tiap kali menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka dengan sangat serius mempersiapkan diri agar bisa memasuki bulan Ramadhan dan melakukan segala amalan di dalamnya dengan penuh keimanan, keikhlasan, semangat dan kesungguhan. Maka, jelas sekali keberhasilan kita dalam menjalani seluruh amal shaleh pada bulan Ramadhan dan akhirnya dapat meraih seluruh kebaikan bulan Ramadhan, sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kita mempersiapkan diri.

Persiapan paling penting yang harus kita lakukan adalah persiapan mental dan ilmu. Mempersiapkan mental artinya menyiapkan jiwa kita dengan cara membangkitkan suasana keimanan dan spirit, atau semangat ketakwaan pada diri kita. Cara yang paling manjur adalah dengan memperbanyak ibadah, khususnya puasa sunnah sebagaimanya dicontohnya oleh Rasulullah, dengan memperbanyak puasa Sya'ban, bahkan menyambungnya hingga bulan Ramadhan.



Mari Sambut Ramadhan

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Mari kita gunakan waktu yang bersisa di bulan Sya’ban ini untuk betul-betul menyiapkan diri memasuki bulan Ramadhan. Ajaklah diri, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita guna menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Perbanyak puasa sunnah, baca al Qur’an dan telaah kandungannya, perbanyak sedekah dan amal shaleh lainnya, termasuk bergiat melakukan shalat tahajjud. Agar kita nanti mampu menjalani Ramadhan dengan penuh makna, maka hendaknya kita pun sejak sekarang menyiapkan diri melakukan amal kebaikan yang akan kita lakukan selama bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan. Bulan Ramadhan adalah bulan murâqabah. Ramadhan juga adalah bulan pengorbanan di jalan Allah. Di dalamnya setiap muslim dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar dan dahaga demi meraih derajat taqwa. Taqwa adalah puncak hikmah dari ibadah shaum pada bulan Ramadhan. Perwujudan taqwa secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun perwujudan taqwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Puasa Ramadhan tentu kurang bermakna, jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara kaffah dalam kehidupan, karena justru itulah sesungguhnya wujud ketaqwaan yang hakiki.

Terakhir, marilah kita simak dan renungkan kembali penggal pesan-pesan Rasulullah yang disampaikan di penghujung bulan Sya’ban, sesaat sebelum memasuki bulan Ramadhan:

Wahai manusia, kalian telah dinaungi bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasa pada bulan itu sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sebagai sunnah. Siapa saja yang ber-taqarrub di dalamnya dengan sebuah kebajikan, ia seperti melaksanakan kewajiban pada bulan yang lain. Siapa saja yang melaksanakan satu kewajiban di dalamnya, ia seperti melaksanakan 70 kewajiban pada bulan lainnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan sabar; sabar pahalanya adalah surga. Ia juga bulan pelipur lara dan ditambahnya rezeki seorang mukmin. Siapa saja yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, ia akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan lehernya dari api neraka. Ia akan mendapatkan pahala orang itu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Para Sahabat berkata, "Kami tidak memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa puasa?" Rasulullah saw. menjawab:

Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berbuka berpuasa meski dia hanya memberi sebutir kurma, seteguk air minum atau setelapak susu.

Ramadhan adalah bulan yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan hamba sahayanya, Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada dalam Ramadhan empat perkara, dua perkara yang Tuhan ridhai dan dua perkara yang kalian butuhkan. Dua perkara yang Tuhan ridhai adalah kesaksian Lâ ilâha illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh dan permohonan ampunan kalian kepada-Nya. Adapun dua perkara yang kalian butuhkan adalah: kalian meminta kepada Allah surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahih Ibn Khuzaimah dan al-Baihaqi di dalam Syu'âb al-Imân).


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Amiable fill someone in on and this mail helped me alot in my college assignement. Gratefulness you seeking your information.

Heru Cahyono mengatakan...

oke u're welcome....

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks