Sewaktu saya masih kecil, baru duduk di kelas 1 SMP Bapak saya begitu sangat menghormati penjual sayur yang secara materi tidak punya, saya pernah bertanya padanya kenapa bapak sangat menghormatinya.
Bapak saya mengatakan, 'Apakah dia masih sholat?'
'Masih pak,' jawab saya.
'Pernahkah kita mendengar kabar dia mengambil milik orang lain?' tanya bapak.
'Tidak,' jawab saya.
'Pernahkah kita mendengar dia mengeluh karena kemiskinannya?' tanyanya lagi.
'Tidak pernah pak.' jawab saya.
Bapak saya kemudian menjelaskan, jika ada orang miskin yang tidak pernah meninggalkan sholatnya, tidak pernah mengambil hak orang lain dan tidak pernah mengeluh kepada orang lain karena kemiskinannya maka kita wajib menghormatinya, sebab dari merekalah kita bisa belajar tentang kecukupan dan syukur nikmat atas semua karuniaNya. Itulah kemuliaan orang miskin.
---
'Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya, niscaya Allah kumpulkan baginya urusan dunia dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya.' (HR Ibnu Majah).
Heru Cahyono, Sekretaris Umum PD IPM Klaten 2009-2011, Mahasiswa Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten, Manager Marketing CV. Gemilang
2 komentar:
wah, mengandung pesan moral yang luar biasa mas Heru... trenyuh hati ini memang kalau melihat orang miskin yang "maju tak gentar" menghadapi kehidupan yang ganas ini! ;-)
mas Her, mbok ya diedit kolom komentarnya biar semua bisa komentar, termasuk pakai name/url... hehehe.. cuman saran loo :D
Gubug Reyot
iyah mas..makasih dah mau coment lagie nie....
egm..gimana mas caranya???
saya belum edit untuk yang ini...ajarin aku dunk....:-D
Posting Komentar