Senin, 17 Mei 2010

Hanung: Pendiri Muhammadiyah Seorang Pemuda

Yogyakarta – Sutradara Film Ayat Ayat Cinta, Hanung Bramantyo, terus bersemangat mewujudkan impiannya untuk memfilmkan kisah Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan. Ahad (16/05/2010) Sutradara peraih Piala Citra FFI 2005 dan 2007 ini menyatakan bahwa proses pembuatan film yang berkisah Kyai Dahlan berumur 15 hingga 44 tahun ini sudah tahap persiapan pengambilan gambar.

Hanung dalam acara syukuran dimulainya proses syuting di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Cik Di Tiro Yogyakarta, itu memaparkan bahwa film ini merupakan film yang akan memberikan gambaran bahwa sebenarnya Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh anak-anak muda. “Selama ini Kyai Dahlan yang dikenal anak-anak muda sekarang adalah orang tua, karena foto yang ada sekarang foto ketika berumur 54 tahun, sehingga dianggap mereka Muhammadiyah didirikan oleh orang-orang tua” terangnya.

Menurut Hanung sebenarnya sejak umur 21 tahun Ahmad Dahlan yang pada masa mudanya bernama Muhammad Darwis itu sudah memulai gerakannya memurnikan Islam, disaat Ahmad Dahlan pulang dari Makkah yang pertama. Sehingga sosok Ahmad Dahlan ini seperti layaknya anak-anak muda sekarang yang pulang belajar dari luar negeri, bisa dari Amerika atau dari negara lainnya dan kemudian ingin merubah lingkungannya.

“Sosok Ahmad Dahlan atau Darwis Muda ini membuat saya berfikir dimana disaat Indonesia belum lahir, disaat Indonesia belum impor internet dari Amerika, anak muda Muhammad Darwis yang berumur 21 tahun itu sudah mampu berjuang untuk merubah lingkungannya” kata suami Zaskia Adya Mecca itu.

“Keinginan beliau tidaklah besar-besar sebenarnya, bukan seperti seorang Sukarno yang ingin mengubah Dunia. Dahlan pada mulanya hanya ingin mengubah kampungnya saja” lanjutnya.

Pencerahan Anak Muda

Keinginan untuk menghadirkan gambaran perintisan Muhammadiyah oleh anak-anak muda kauman ini juga didukung dengan dilibatkannya artis-artis muda seperti Ihsan “Indonesian Idol” dan Luqman Sardi (Muhammad Darwis - Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyi Walidah muda), Giring Nidji (Kyai Suja’ muda), dan Denis Adiswara (Kyai Hisyam muda). Penggarapan Soundtracknya pun menurut Aris Muda Irawan dari Multi Vision Plus Pictures dipercayakan kepada Grup Band Nidji yang sebelumnya juga sukses menggarap Soundtrack Film kehidupan sekolah Muhammadiyah di Belitong, Laskar Pelangi.

Menurut hasil riset dalam pembuatan skenario film ini, Muhammadiyah pada tahun 1912 didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan yang waktu itu berusia 44 tahun, dengan 6 anggota pertama yang diantaranya bernama Muhammad Danil (Kemudian bernama Kyai Suja’ ) dan Muhammad Jazuri (Kemudian bernama Kyai Fahruddin) adalah anak-anak muda Kampung Kauman.

Jauh sebelum pendirian Muhammadiyah tersebut, diusia 21 tahun Ahmad Dahlan telah memulai gerakannya didampingi istrinya, Nyai Walidah untuk memurnikan sekaligus memodernkan pengamalan Islam warga Yogyakarta dan sekitarnya walaupun sempat dijuluki Kyai Kafir. Sejarah mencatat adanya Geger Al Maun karena Ahmad Dahlan bersama para muridnya mengumpulkan para pengemis dan gelandangan di pasara beringharjo untuk dimandikan dan dibawa ke Langgar (Surau) nya.

Pada kesempatan lain juga terjadi bagaimana Kyai Ahmad Dahlan harus kehilangan Langgarnya karena Kyai Kholil Kamaludiningrat, Penghulu Keraton Yogyakarta waktu itu tidak berkenan dengan upaya pelurusan arah kiblat masjid Besar Kauman, pendirian sekolah Islam dengan metode barat dan juga member kesempatan peran perempuan di wilayah publik yang kesemuanya terjadi sebelum Muhammadiyah berdiri.

Riset ini didukung oleh para tokoh seperti Lembaga Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkan, Drs. Adhabi Dharban SU, Keluarga Besar Kyai Haji Ahmad Dahlan dan juga tokoh – tokoh di Kauman Yogyakarta berdasarkan buku- buku dan interpretasi mereka tentang sosok Kyai Dahlan. Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/

Tidak ada komentar:

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks