Kamis, 15 Juli 2010

Jejak Muktamar IPM ke-17 (Q-zruh)

Ikatan Pelajar Muhammadiyah kembali Ke Djogdjakarta......
Muktamar ke-17 PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bantul, Minggu (4/7), sempat diwarnai keributan ala anak-anak muda.

Sidang sempat diwarnai dengan perang mulut. Sebagian peserta yang emosi juga sempat memukul-mukul pintu ruangan.

Kekisruhan ini berawal dari kekecewaan sebagian peserta, terutama dari pengurus pimpinan daerah, yang merasa tak dilibatkan dalam pembahasan tata tertib pemilihan ketua umum. Selain itu, sebagian peserta yang datang jauh-jauh dari daerahnya ini juga kesal karena kurangnya fasilitas yang diterima mereka.

Perang mulut pun terjadi, dan untuk menenangkan suasan sidang pleno muktamar akhirnya ditunda dulu.

Ketua PDIPM Pare-pare, Burhanuddin, adalah salah satu anak muda yang mengkritik tajam muktamar kali ini. Dia menilai panitia muktamar tidak bisa memanusiakan peserta, yang telah datang jauh-jauh untuk ikut acara ini.

''Segala sesuatu harus didasarkan pada registrasi. Mau makan registrasi, mau tidur registrasi, kami sudah jauh-jauh datang untuk mengikutinya, kenapa harus dipersulit,'' tegas Burhanuddin.

Burhanuddin juga mempertanyakan keabsahan muktamar kali ini, yang pelaksanaannya dimajukan. Memang muktamar ini pelaksanaan dimajukan beberapa bulan lebih awal sebelum masa kepengurusan PP IPM 2008-2010 berakhir. ''Jika memang mendesak dan dimajukan, harusnya ditunjang dengan fasilitas,'' kata Burhanuddin. Tapi sekarangnya nyatanya panitia kelihatan tak siap sendiri, tuturnya.

Selain itu, Burhanuddin juga memprotres tata tertib untuk pemilihan calon ketua umum, yang dilakukan hanya dengan melibatkan pengurus wilayah. Ia merasa dalam pemilihan calon ketua umum ini para pengurus daerah telah ditinggalkan begitu saja.

Protes tentang tatib pemilihan calon ketua sendiri juga disampaikan oleh peserta-peserta dai Kalimantan dan DKI Jaya.

Akibat adanya keributan dan protes ini sidang terpaksa ditunda. Ketua Panitia Muktamar PP IPM, Fani Dirgantara, mengungkapkan bahwa sidang ditunda selama satu jam.

Fani mengatakan panitia berharap agar peserta dapat mentaati tata tertib. Sedang untuk persoalan fasilitas, Fani mengatakan ia akan membicarakan masalah ini dengan seksi-seksi yang mengurusinya.

nama yang menyatakan bersedian maju menjadi calon ketua umum.

Tidak ada komentar:

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks