Jumat, 16 Juli 2010

Resepsi Muktamar, Pembuktian Eksistensi Seni Muhammadiyah

Yogyakarta - Dalam rangka Muktamar Muhammadiyah yang ke-46,Pimpinam Pusat Muhammadiyah mengadakan acara tasyakuran (3/7) yang bertempat di Stadion Mandala krida. Acara yang bertujuan membuktikan eksistensi seni dan kebudayaan islam Muhammadiyah ini diawali oleh penampilan dari TK Bustanul Athfal ( TK ABA ) se DIY, dengan 1000 personil yang menampilkan senam payung.

Acara beranjak pada sambutan-sambutan. Heri Zudianto selaku walikota sekaligus ketua panitia Muktamar Muhammadiyah meminta maaf kepada peserta apabila ada ketidak nyamanan yang dirasakan oleh peserta. Selanjutnya sambutan disampaikan oleh H.Agung Danarto,MA, beliau menyampaikan bahwa Muhammmadiya telah memiliki banyak amal usaha, seperti; sekolah. Rumah sakit. Panti asuhan, dll.
“Maka Muhammadiyah dituntut untuk merevitalisasi gerakannya,”tutur H. Agung Danarto.
Sambutan yang terakhir datang dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin. Beliau menjelaskan, Muhammadiyah telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menampilkan kesenian yang sesuai dengan kearifan lokal. “Dengan acara ini membuktikan bahwa Muhammadiyah juga mengembangkan seni budaya,” tutur Ketua PP Muhammadiyah asal NTB tersebut.
Salah satu bagian acara yang mengesankan pada malam itu adalah pembacaan puisi dari sastrawan kondang, Taufik Ismail. Sastrawan yang tumbuh dari Muhammadiyah itu membawakan puisi berjudul “Renungan 100 tahun rasa syukur dan doa bersama”.
Selanjutnya, acara menampilkan seni tari lintas nusantara yang dikoreograferi oleh Didik Nini Thowok. Dalam tari berdurasi 25 menit tersebut menampilkan seperti tari zapin (Sumatera), tari sajojo (Papua), Rodat Sari (DIY), tari perisai ( Kalimantan), dan tari ja’i (NTT). penampilan tari ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah juga mendukung untuk mengembangkan bidang seni dan budaya.
Penampilan lain yang memukau penonton adalah yaitu Kanjeng bersama MH Ainun Najib dan Novia Kolopaking yang mempersembahkan medley nusantara. Kiai kanjeng juga berkolaborasi dengan Muhammadiyah symponi orchestra serta SD dan SMP se-Yogyakarta dengan arahan konductor Dwiky Darmawan.
Selain itu ada pula penampilan Muhammadiyah Symfoni Orchestra bersama Nufi, Ita Purnamasari, dan Rafli.
Acara puncak yaitu kolaborasi musik dan tari kolosal dengan teknologi cahaya sky tracer dengan judul “Gerak melintas zaman”. Tari ini merupakan tarian model pertama di Indonesia. Koreografer dalam tari ini adalah Didik Nini Thowok, didampingi Satrio Handiono dan Agung Tri Yulianto.
Acara ini di tutup dengan pertunjukkan kembang api yang sangat luar biasa, di iringi dengan lagu tema muktamar “Ke jogja kita kembali”. Para penonton bersorak, mereka sangat antusias mengikuti acara ini.

Tidak ada komentar:

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks