Kamis, 08 April 2010

Tangisan, Impian, Harapan dari Pinggir Jalan Kota Budaya

Siang ini matahari cukup menyengat badanku, tak terasa lampu merahpun berubah warna menjadi hijau,
dan itu tandanya sudah bisa jalan, motor dan mobil saling mendahului satu dengan yang lain, di sela-sela lampu merah tadi, aku melihat ada beberapa, anak jalanan yang menjual suaranya demi sesuap nasi, ada rasa kasian dan kesel, kemana ibu bapak mereka? atau sanak saudara mereka? apa mereka ga punya sanak saudara? entahlah,,, aku hanya bergumam dalam hati saja… demi menghidupi dirinya sendiri mereka rela tinggalkan bangku sekolah atau mereka ga bisa sekolah? karena mahalnya pendidikan sekolah saat ini.
 
Teringat dengan cerita teman saya yang pernah berbincang dengan salah satu dari mereka. Begini ceritanya:
Sebut saja nama yang diajak ngobrol temen saya ini Bella.
Teman Saya : bella udah lama hidup di jalanan?
Bella : udah lama, lebih dari 2 tahun
Teman Saya : masih punya orang tua?
Bella : sudah meninggal (air mata’y keluar)
Teman Saya: ayah atau ibu yang sudah meninggal?
Bella : ayah, sama ibu, (jawabnya lagi sambil terisak)
Teman Saya : terus sekarang bella tinggal sama siapa?
Bella : sama ibu tiri
Teman Saya : ibu tirinya galak ga?
Bella : galak bgt, malah suka pukulin Bella, tegasnya lagi !
Teman Saya : terus bella terima di pukulin terus sama ibu tiri??
Bella : bella ga pulang za… (jawabnya polos)
Teman Saya : nah kl bella ga pulang, bella tidur dmn??
Bella : di taman kota,,
Teman Saya : bella ingin sekolah lagi ga?
Bella : pengen bgt (dengan suara lantang)
Teman Saya: bella punya impian?
Bella : suara bella kan bagus, bella ingin jadi artis (dia menjelaskan)
 
Di sela- sela cerita dari teman saya ini, tanpa perintah air mata ku keluar, astagfirullah anak sekecil ini, mencari uang di jalanan, dengan segala resiko di depannya,sedangkan aku?  hanya sebatas kasian saja, tak berbuat apa-apa… apa yang dapat kulakukan? (gumamku dalam hati).
 
Masih banyak bella bella yang lain yang ada di hadapan kita, pemerintah kemana?  para pejabat duduk di mobil yang super mewah, dengan ac di dalamnya… sedangkan mereka hanya bisa mengetuk pintu mobil mewah itu? dengan panas matahari membakar kulit mereka, kulit yang gelap itu menjadi saksi betapa keras hidup di jalanan  pendidikan yang super mahal, hanya bisa membuat banyak bella bella yang lain, pendidikan hanya bisa membuat Tikus Kantor? mana pendidikan yang di berikan di bangku sekolah? semua’y nihil, hanya para “Tikus Kantor” yang banyak di ciptakan Negeri ini… ya hanya para ” Tikus Kantor”
 
Heru Cahyono.

Tidak ada komentar:

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks