Jumat, 30 April 2010

Kearifan Penjual Nasi

Setiap makan pagi dan siang saya lebih suka makan diwarteg. Selain cukup untuk kantong saya, saya juga berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan banyak orang. Makan diwarteg memiliki banyak kelebihan, orang bisa makan dulu dengan nikmatnya setelah itu baru membayarnya. bahkan terkadang ada orang yang besok bayarnya. 'Biasanya anak kos-kosan atau anak mahasiswa yang suka ngutang,' kata ibu penjual nasi.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya membantu orang lain merupakan kebahagiaan tersendiri. kebahagiaan ibu penjual nasi bisa membantu orang lain adalah wujud kearifan ditengah kehidupan dikota Klaten "Belakang MAN Klaten" yang seolah semua menggunakan tolok ukur materi, untung dan rugi. 'Apa cukup buat kebutuhan hidup bu?' tanya saya.

'Kalo orang merasa tidak cukup ya tidak cukup, kalo merasa cukup berapapun rizki yang kita terima akan cukup. Membantu orang yang kesusahan, rizki saya melimpah loh mas..' begitu ucap ibu penjual nasi. Rasa kecukupan inilah yang menjadi kekuatan dirinya untuk bisa membantu orang lain dan ibu penjual nasi menyakini karena itulah rizkinya melimpah dan warung nasinya selalu rame. Buat saya hidup ini menjadi indah dengan orang-orang yang arif seperti beliau, mereka banyak berada disekeliling kita. Sambil menikmati makan siang ini saya dan meneladani kearifan Ibu penjual nasi. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah..

Tidak ada komentar:

 
 

© Heru Cahyono Copyright by "Gerakan Pelajar Kreatif"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks